.
Jakarta - Ancaman bahaya dan aktivitas jurnalisme seolah menjadi 2 hal yang selalu berhimpitan, terlebih jika jurnalis sedang melakukan peliputan di daerah konflik. Di tahun 2009 yang baru berjalan separuh waktu ini saja terdapat sedikitnya 46 orang jurnalis yang tewas saat melakukan peliputan di 21 negara.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (4/8/2009), International News Safety Institute (INSI) menyebut Somalia dan Mexico sebagai negara yang paling berbahaya bagi para pemburu berita. Sampai dengan akhir Juli, 6 reporter lokal Somalia tewas dibunuh, sementara 2 jurnalis disandera pada 2008 dan masih dalam tawanan sejak 11 bulan yang lalu.
"Tetapi situasi di Mexico menimbulkan perhatian dengan sedikitnya 3 kematian yang sudah ditetapkan dan 3 lebih masih dalam penyelidikan," kata sebuah organisasi yang didukung oleh media utama dan badan profesional di seluruh dunia.
3 Jurnalis tewas masing-masing tewas di Pakistan, Irak, Filipina. INSI mencatat sebuah media di Srilanka melaporkan 34 jurnalis dan pekerja media tewas dibunuh di negara tersebut sejak pemerintahan yang sekarang berkuasa sejak 2004.
Terdapat sedikitnya 46 korban tewa sampai dengan Juli 2009, termasuk kameraman dan fotografer. Sementara sepanjang 2008, terdapat 109 jurnalis terbunuh di 36 negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar