Sudah saatnya kita mengatasi sampah dan mengubah sikap yang menganggap karena tidak terlihat, tidak perlu dipikirkan." (David De Rothschild)
Kapal yang terbuat dari 12.000 botol plastik telah berlayar dari San Francisco ke Sydney untuk menyebarkan kesadaran mengenai polusi di laut.
Seorang pegiat lingkungan dari keluarga perbankan yang sangat kaya David De Rothschild beserta awaknya telah berlayar di kapal Plastiki.
Perjalanan mereka sepanjang 11 ribu mil laut akan melewati Great Pacific Garbage Patch, sebuah kawasan sampah yang luasnya lima kali negara Inggris Raya atau dua kali negara bagian Amerika Texas.
PBB mengatakan empat dari lima botol plastik akhirnya dibuang di tempat sampah.
De Rothschild, seperti dilansir BBC, "Sudah saatnya kita mengatasi sampah dan mengubah sikap yang menganggap karena tidak terlihat, tidak perlu dipikirkan."
Petualang berusia 31 tahun yang sudah merampungkan ekspedisi di kedua kutub dunia dan berbagai hutan itu sudah menulis di Twitter beberapa jam setelah kapalnya berlayar untuk perjalanan tiga bulan.
"Berlayar dengan kecepatan 2 mil laut per jam emmm! Masih sangat jauh perjalanan yang harus ditempuh.
Dua belas ribu botol air bekas diisi karbondioksida agar kapal itu mengambang. Tenaga yang digunakan berasal dari matahari, angin dan turbin laut. Laptop yang ada di kapal menggunakan listrik yang dihasilkan dengan mengayuh sepeda olahraga. Dan ada pembuat kompos di kamar mandi dan kebun di kapal itu untuk menanam sayur dan buah-buahan.
Kalangan yang mengecam mengatakan ekspedisi ini semakin memperkuat keyakinan bahwa menggunakan plastik bisa diterima sejauh di daur ulang, dan bukannya mendorong orang untuk sama sekali tidak menggunakan plastik.
Kapal yang terbuat dari 12.000 botol plastik telah berlayar dari San Francisco ke Sydney untuk menyebarkan kesadaran mengenai polusi di laut.
Seorang pegiat lingkungan dari keluarga perbankan yang sangat kaya David De Rothschild beserta awaknya telah berlayar di kapal Plastiki.
Perjalanan mereka sepanjang 11 ribu mil laut akan melewati Great Pacific Garbage Patch, sebuah kawasan sampah yang luasnya lima kali negara Inggris Raya atau dua kali negara bagian Amerika Texas.
PBB mengatakan empat dari lima botol plastik akhirnya dibuang di tempat sampah.
De Rothschild, seperti dilansir BBC, "Sudah saatnya kita mengatasi sampah dan mengubah sikap yang menganggap karena tidak terlihat, tidak perlu dipikirkan."
Petualang berusia 31 tahun yang sudah merampungkan ekspedisi di kedua kutub dunia dan berbagai hutan itu sudah menulis di Twitter beberapa jam setelah kapalnya berlayar untuk perjalanan tiga bulan.
"Berlayar dengan kecepatan 2 mil laut per jam emmm! Masih sangat jauh perjalanan yang harus ditempuh.
Dua belas ribu botol air bekas diisi karbondioksida agar kapal itu mengambang. Tenaga yang digunakan berasal dari matahari, angin dan turbin laut. Laptop yang ada di kapal menggunakan listrik yang dihasilkan dengan mengayuh sepeda olahraga. Dan ada pembuat kompos di kamar mandi dan kebun di kapal itu untuk menanam sayur dan buah-buahan.
Kalangan yang mengecam mengatakan ekspedisi ini semakin memperkuat keyakinan bahwa menggunakan plastik bisa diterima sejauh di daur ulang, dan bukannya mendorong orang untuk sama sekali tidak menggunakan plastik.
this is a gooog idea !!
BalasHapus