Sabtu, 10 April 2010

Sejarah jalan anyer - panarukan

.



Quote:
penasaran jg ama jalan pantura yg jadi urat nadi pulau jawa,ternyata sejarahnya agak miris tapi bisa kita nikmati sampai sekarang
.
Spoiler for sejarah de groote postweg:




Jalan Raya Pos (De Grote Postweg ) adalah jalan yang terbentang dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1000 km. Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Daendels (1762-1818). Dengan tangan besinya jalan itu diselesaikan hanya dalam waktu setahun saja (1808). Sumber Inggris melaporkan seluruh korban yang tewas akibat pembangunan Jalan raya Pos sebanyak 12.000 orang. Itu yang tercatat, diyakini jumlah korban lebih dari itu. Tak pernah ada komisi resmi yang menyelidiki.



Daendels, marsekal yang diangkat menjadi Gubernur Jenderal di Hindia Belanda oleh Napoleon (saat itu sedang menguasai Belanda), bertujuan untuk antisipasi serangan angkatan laut Inggris, yang saat itu telah memblokade Pulau Jawa. Tahun 1808, Daendels tiba di Anyer, setelah melalui perjalanan panjang melalui Cadiz di Spanyol Selatan, Kepulauan Kanari, menggunakan kapal berbendera Amerika dari New York.

Ketika baru saja menginjakkan kakinya di Pulau Jawa, Daendels berangan-angan untuk membangun jalur transportasi sepanjang pulau Jawa guna mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Angan-angan Daendels untuk membangun jalan yang membentang antara Pantai Anyer hingga Panarukan, direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa pribumi lokal untuk memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sekian kilometer. Yang gagal, termasuk para pekerjanya, dibunuh. Kepala mereka digantung di pucuk-pucuk pepohonan di kiri-kanan ruas jalan.

Jalan Raya Pos menghubungkan kota-kota berikut: Anyer- Serang- Tangerang- Jakarta- Bogor- Sukabumi- Cianjur- Bandung- Sumedang- Cirebon- Brebes- Tegal- Pemalang- Pekalongan- Kendal- Semarang- Demak- Kudus- Rembang- Tuban- Gresik- Surabaya- Sidoarjo- Pasuruan- Probolinggo- Panarukan.



Sebagian jalur Jalan Raya Pos (De Grote Postweg ) yang dibangun oleh Daendels merupakan bagian dari jalan desa yang dirintis dan ditempuh pasukan Sultan Agung saat menyerang Batavia tahun 1628 dan 1630.

Sampai di kota Sumedang pembangunan jalan harus melalui daerah yang sangat berat ditembus, di daerah Ciherang Sumedang, yang kini dikenal dengan nama Cadas Pangeran. Di sini para pekerja paksa harus memotong pegunungan dengan peralatan sederhana, seperti kampak, dan lain-lain. Dengan medan yang demikian beratnya untuk pertama kalinya ada angka jumlah korban yang jatuh mencapai 5000 orang. Penguasa daerah Sumedang pada saat itu Pangeran Kusumadinata IX (1791-1828 ) yang lebih populer dengan sebutan Pangeran Kornel memprotes Daendels atas kesemena-menaan dalam pembangunan jalan itu dengan jalan membalas jabat tangan Daendels dengan tangan kiri.

Jalan ini telah menjadi saksi bisu lalu lintas berbagai barang komoditas yang diangkut melintasinya sejak masa penjajahan hingga sekarang. Kini, diusianya yang ke 200 tahun, Jalan Raya Pos telah berperan sebagai salah satu urat nadi utama perekonominan Indonesia, khususnya di Pulau Jawa

Setiap jarak 30-40km terdapat Gardu Pos untuk menggantikan kuda yang membawa Kereta-Pos. Lama-kelamaan disekitar gardu Pos terbentuk Desa atau kota. Dulu sebetulnya hanya tempat kandang kuda kereta pos. Sehingga pengiriman Pos terus berjalan sampai ditujuan. Sekarang jika diperhatikan jarak antara tiap kota sepanjang Pantura sekitar 30-40km.


yuk kita liat mulai dari anyer sampai panarukan yg panjangnya 1000km
sebuah jalan yg dibangun dengan darah rakyat indonesia tp menghidupi bangsa ini jg

Spoiler for jalur-jalur de groote postweg:

Ruas jalan Anyer Cilegon ruas pertama yang dilebarkan hingga 7 meter



Dari Cilegon membelok ke timur laut menuju alun-alun bekas Istana Sorosowan-Banten Lama

Banten Lama-Serang-Tangerang

Daan Mogot-Pangeran Tubagus Angke-Gadjah Mada/Hayam Wuruk-Harmoni

Weltrevreden (Gambir)-Waterlooplein (Lapangan Banteng)-Istana Weltervreden (RSPAD Gatot Subroto)-Asrama Tentara (Hotel Borobudur)-Koningsplein (taman raja, Lapangan Monas), dapat menampung 70.000 tentara berlatih

Kantor baru di utara Lapangan Banteng (jadi Gedung Departemen Keuangan)

Gereja katolik pertama di Jakarta (terbakar pada kebakaran besar tahun 1828)-Senen, Manggarai.-Meester Cornelis (Jatinegara)-barak-gudang senjata-pusat pendidikan militer-Pusat artileri (Penjara Wanita Bukit Duri)-Palmeriam-Depok-Cibinong-

Bogor
-(Jl Raya Pajajaran) melalui kawasan -Warung Jambu-jln Jend.Sudirman(museum PETA)-Gereja Zebaoth-Surya Kencana-Baranangsiang Tajur-Daendels tinggal di Istana Gubernur Jenderal (Istana Bogor) dan memperluasnya



Megamendung-perkebunan the milik Riemsdijk.
Jalur sulit. Di ruas Megamendung 500 pekerja tewas, tulis Nicolaus Engelhard (salah satu mantan Gubernur Jawa)

Cianjur-Padalarang-Bandung



Tidak melewati ibukota Bandung.
Daendels memerintahkan Adipati Wiranatakusumah (penguasa Bandung) agar memindahkan ibukota Bandung di Krapyak (10 tahun di selatan) ke Kilometer 0, di depan Gedung Bina Marga, Jl Asia Afrika.

Jl Asia Afrika, Jl Jenderal Sudirman, Jl Jen Ahmad Yani, melalui Gedung Sate terus ke arah Cileunyi, Jatinangor





Ciherang, menjelang Sumedang



Di bawah jalan lama pemerintah sudah membuat jalan yang lebih landai yang keduanya bertemu di Desa Singkup (dari kata scoop atau sekop). Katanya saat itu sekop pertama kali diperkenalkan oleh Belanda.



Pada ruas ini di jalan agak mendatar sebelum puncak bukit ada Kampung Pamucatan,pos pergantian kuda dan pelepasan kerbau beban.

Awalnya Jalan Raya Pos berakhir di Karang Sembung, 10 kilometer selatan Cirebon.

Tanggal 5 Mei 1808 dalam perjalanan dari Bogor ke Semarang, Daendels memerintahkan para Bupati se Jawa meneruskan pembangunan Jalan Raya Pos tahap pertama Anyer Cirebon diteruskan sampai ke Jawa Timur

Cirebon-Semarang

Di Semarang melewati Lawang Sewu (Kantor Pusat Jawatan Kereta Api Belanda), dan Jl Bojong (Jl Pemuda)

Waktu tempuh Semarang Batavia yang semula dua minggu dipersingkat menjadi 4 hari

Jalan raya yang terutama sering digunakan sebagai jalan pengiriman pos antar kota di Jawa, didukung 1000 kuda dan pos pergantian tiap 10 kilometer, menyebabkan jalan ini di sebut Jalan Raya Pos

Semarang-Gresik

Di Pati dan Demak memotong Alun-alun Kota ditengahnya (mengubah tata kota dan kosmologi Jawa), menyurutkan kekuatan kosmis istana raja-raja

Surabaya
Melalui kawasan jembatan merah, Jl Veteran terus ke selatan.
Penjara Kalisosok


Wonokromo-Sidoarjo-Porong-Bangil-Pasuruan-Probolinggo-Kreaksaan-Besuki-Pasir Putih-Panarukan


ternyata jalan-jalan itu mungkin ga asing di kota agan-agan termasuk ane.dan jalan raya pos ini sudah mengalami perubahan yg signifikan seperti pengaspalan hotmiks yg bisa kita pakai sehari-hari

perlu anda ketahui

* Umur jalan ini adalah 201 thn (1808-2009)

* Landmark Anyer ketika itu adalah sebuah Mercu Suar, 5,4 km di selatan perkampungan Anyer.dan dijadikan patokan km 0 Anyer

* Perlu diingat bahwa semua bangunan di ruas jalan raya Anyer-Cilegon yang berbatasan atau dekat dengan laut, termasuk Menara Suar di selatan Anyer itu, musnah dilanda tsunami akibat meletusnya gunung Krakatau pada Agustus tahun 1883 oleh karena itu dibuat sebuah tugu Kilometer 0, Anyer-Panarukan (dan diberi angka tahun 1806)

* Pengembangan pembangunan sampai 200 tahun setelahnya, menggeser jalan tersebut kepada jalan yang ada sekarang

* Ada juga yang mengatakan Jalan Raya Pos dari Alun-alun Serang langsung mengarah ke Banten lama kea arah Benteng Speelwijck melalui dekat stasiun kereta api Kramatwatu

* Salah satu pemicu pertempuran VOC dgn Raja setempat adalah jalur jalan raya pos yg melintas di pemakaman Raja-raja & Sultan-sultan setempat

* Pembangunan jalan Tol Merak Jakarta lebih mengurangi arti Jalan Raya Pos sebagaimana semula dimaksudkan pada saat pembangunannya

* Setelah ratusan tahun dikembangkan, jalan raya Serang Jakarta ini cukup menanggung beban yang kian berat

* Setiap jarak 30-40km terdapat Gardu Pos untuk menggantikan kuda yang membawa Kereta-Pos. Lama-kelamaan disekitar gardu Pos terbentuk Desa atau kota. Dulu sebetulnya hanya tempat kandang kuda kereta pos. Sehingga pengiriman Pos terus berjalan sampai ditujuan. Sekarang jika diperhatikan jarak antara tiap kota sepanjang Pantura sekitar 30-40km.

* Ruas megamendung (puncak) adalah ruas yg paling sedikit memakan korban terhitung 500 pekerja tewas

* Ruas Sumedang adalah yg paling bnyak memakan korban terhitung 5000 pekerja tewas

* Medan tersulit adalah Ruas Sumedang karena harus membobok batu cadas berkilo2 meter

* Hebatnya walaupun panjangnya 1000km,tp jalan ini selesai dlm tempo 1 thn (masa monorail ga jadi2

2 komentar: