"Open my grave when I am dead, and thou shalt see a cloud of smoke rising out from it; then shalt thou know that the fire still burns in my dead heart -- yea, it has set my very winding-sheet alight."
Hafiz of Shiraz (Khwaja Shams ud-Din Hafiz-i Shirazi, 1326-1390)
Ini adalah terjemahan sajak yang dipahat pada batu nisan Hafiedz di Shiraz. Iran atau Republik Islam Iran yang juga merupakan salah satu Negara di Timur Tengah yang belum terlalu banyak dikunjungi turis. Tentu saja disana banyak terdapat bagunan-bangunan masjid-masjid yang terkenal keindahannya. Namun pada cerita kali ini saya akan menceritakan sedikit banyak tentang gereja-gereja di Republik Islam ini.
Akhir tahun 2006 adalah kunjungan pertama kami sekeluarga ke Islamic Republic of Iran atau Jomhuri-ye Eslmi-ye Irn. Karena itu kami telah menghubungi travel agent lokal yang mengatur perjalanan kami selama kurang lebih satu minggu di Tehran, Shiraz, Persepolis , Esfahan, Kazan, Qom dan kembali ke Tehran.
Ketika pesawat kami mendarat di Imam Khomeini Airport, pemandu wisata dan seorang pengemudi telah menunggu kami.. Shob al khair , Atau selamat pagi, demikian salamnya yang menajdi kata pertama dalam bahasa Persia yang kami mengerti. Setelah itu akan banyak lagi kata dalam bahasa yang banyak pengaruh Arab dan juga Perancis ini,
Dalam perjalanan dari bandara ke pusat kota Tehran, kami sempat mampir ke Imam Khomeini Shrines , yaitu maseluom pendiri Republik Islam Iran yang cukup ramai dikunjungi penziarah.
Sesampainya di Hotel di pusat kota - yang terletak di Valiasr street yang merupakan jalan terpanjang di timur tengah yang sepanjang lebih 19 km membelah kota Tehran menjadi dua bagian.- pemandu wisata menjelaskan rencana perjalanan dan tempat-tempat yang akan kita kunjungi selama di Iran. Selain museum, dan masjid-masjid ternyata di Esfahan kita juga akan mengunjungi sebuah gereja yaitu Vank Cathedral.
Sementara di Tehran kita hanya akan mengunjungi Istana Golestan, Sadabad , Museum Karpet serta sebuah taman di kota Tehran. Saya akhirnya iseng bertanya apakah di Tehran ada juga gereja tua yang patut dikunjungi. Setelah berfikir sejenak sang pemandu wisata akhir berkata bahwa kita akan sempat mampir sejenak kesana.
Pada malam harinya kami sempat berjalan-jalan di Valiasr street dan melihat-likat kehidupan di sini. Tentu saja disini tidak ada Mcdonald atau pun KFC, juga semua toko hanya menerima cash dan karena mata uang Riyal nilainya hampir sama dengan rupiah maka kalau kita bertanya harga mereka lebih suka menyebutnya dengan Toman yaitu 10 riyal sehingga sebuah jaket seharga 500.000 riyal akan disebut sebagai 50 ribu (Toman) saja. Mulanya agak membingungkan namun lama-lama kita akan terbiasa.
Agama Kristen telah ada di bumi Persia bahkan sebelum Islam masuk dan menurut literatur telah ada pada masa-masa awal kekeristenan sendiri. Namun di Iran agama ini selalu menjadi agama minoritas baik Zoroaster di masa lalu maupun Islam Syiah di masa kini. Jumlah pemeluknya pun hanya kurang dari 100. 000 orang. Menurut situs resmi kedutaan Iran di Jakarta, lebih dari 99.5 % penduduk Iran memeluk agama Islam. Sedangkan dari 270 ribu pemeluk agama minoritas, 79 ribu kristen, 28 ribu Zoroaster , 13 ribu Yahudi dan sisanya agama dan kepercayaan lain.. Tentu saja sekelumit cerita tentang gereja-gereja ini akan memberikan suatu dimensi yang lain dari kunjungan kita ke Republik ini.
Gereja Saint Tatavous Tehran:
Setelah puas mengunjungi tempat-tempat yang wajib bagi setiap turis di Tehran seperti, Kompleks Sadaabad, tempat Shah terakhir Iran, dimana masih terdapat patung perunggu berupa sepasang sepatu boot saja sementara tubuhnya telah dibuang setelah revolusi. Dan juga tempat-tempat lain, kami diajak ke wilayah atau distrik Chaleh Meidan , yang merupakan salah satu distrik tertua di Tehran. Gereja ini terletak di sebuah jalan yang disebut Jalan Armenia. Mungkin karena terdapat gereja Armenia di sini. Menurut sang pemandu Gereja ini merupakan salah satu gereja tertua di Tehran dan dibangun pada masa pemerinatahan Dinasti Qajar, yaitu oleh Fathalishah. . Gereja ini memiliki atap berbentuk kubah dan disini juga dimamkamkan orang –orang Kristen non Iran yang kebetulan meninggal di sini termasuk Gribaydof, duta besar Tsar Russia pada masa pemerintahan Fathalishah.
Shiraz, Kota Hafiedz yang puitis.
Setelah satu malam di Tehran kami menumpang penerbangan malam dari Mehrabad Airport ke ibukota Propinsi Fras yaitu Shiraz. Kami naik pesawat Tupolev 154 Iran Air, dengan logo hewan dari dunia mitologi Iran yaitu semacam kuda yang disebut HOMA. Setibanya di Shiraz, sebuah mobil van dengan pengemudijuga telah menunggu kami dan Van inilah yang akan menjadi kedaraan kami seterusnya mengembara di negri ini ke Persepolis, Esfahan, dan kemudian kembali ke Tehran.
Kota Shiraz merupakan kota kelahiran dua penyair terbesar Iran yaitu Saadi dan Hafez. Karena itu kunjungan ke mauselum kedua pujangga tadi menjadi keharusan disamping kunjugan ke tempat tempat lainnya. .
Ada dua Gereja yang patut dikunjungi dikunjungi di Shiraz yaitu Gereja Armenia dan Gereja St. Simon.
Gereja Armenia terletak di daerah "Sare Jouye Aramaneh" di bagian timur kota Shiraz, yang dibagun pada masa Shah Abbas kedua. Bangunan utama terletak di tengah-tengah taman . Interior gereja merupakan ruang besar dengan atap yang datar dihiasi lukisan dari masa Safavid. Ini merupakan gereja dan monument bersejarah yang cukup menarik untuk dikunjungi di Shiraz.
Sedangkan Gereja Saint Simon memiliki arsitektur gaya Persia sementara atapnya bergaya Romawi. Walupun tidak setua Gereja Armenia namun cukup menarik juga untuk dikunjungi.
Esfahan
Setelah menginap duam malam di Shiraz kami melanjutkam perjalanan kami ke Esfahan melewati Persepolis dan Pasaargad. Persepolis merupakan komplek raksasa yang terdiri dari reruntuhan istana, pemakaman, dan juga pusat pemerintahan kekasisaran Archameide yang di bangun pada abad ke 5 SM. Cyrus yang Agung memulainya dan kemudian dilanjutkan oleh Darius. Kompleks ini kemudian dihancurkan oleh Iskandar Agung padu 330 SM.
Kendaraan kami memasuki kota Esfahan di waktu senja dan keindahan kota itu segera menghapus rasa lelah kami setelah berkendaraan dan berwisata seharian dari Shiraz. Kota yang berusia lebih dari 2500 tahun ini merupakan ibukota Persia dari 1598 s.d 1722.
Esfahan juga terkenal dengan sebutan Nisf-e-Jehan atau setengah dunia sehingga bagi yang telah melihat Esfahan, berate telah mengunjungi setengah dunia. Tidak saja, monument, air mancur, dan gedung-gedung serta Imam Square nya yang cantik, kota ini juga diberkahi dengan jembatan-jembatan yang indah di atas sungai Zayandeh-Rood,. Pendek kata ini adalah kota terindah di Iran dan juga salah satu kota terindah di dunia.
Vank Catherdral. (Kelisa e Vank)
Salah satu Gereja yang paling bersejarah di Esfahan adalah Vank Cathedral. Vank sendiri dalam bahasa Armenia berarti Gereja..
Sebelum masuk ke Kathedral kita harus membeli tiket seharga 30.000 Riyal per orang, sementara untuk warga Negara Iran hanya membayar 5000 Riyal. Tentu saja tulisan untuk orang Iran ditulis dalam Bahasa dan angka Persia.. Karena angka Persia mirip dengan angka Arab maka kami bisa membacanya.
Kathedral yang terbesar dan terindah di Iran ini dibangun pada masa Shah Abbas Pertama dari Dinasti Safavid. Bagian dalamnya dihiasi lukisan indah dengan gambar gambar malaikat dan beberpa orang suci. Di dalam komplek katedral juga terdapat beberapa makam orang-orang penting dalam sejarah Kristen Armeina di Iran.
Kami juga sempat mengunjungi museum yang terdapat di dalam kompleks katedral Museum ini berisi barang-barang seni semenjak pemerintahan Shah Abbas Pertama. Selain itu ada juga semcam peringatan untuk pembataian orang Armenia semasa pemeritahan Dinasti Usmania pada 1917.
Esfahan masih memiliki beberapa gereja bersejarah seperti Gereja Beit-ol Lahm (Bethlehem) di Nazar Avenue. Selain itu ada juga Gereja Saint Mary di Jolfa Square dan Gereja Yerevan di daerah yang bernama Yerevan.
Perlu diketahui bahwa pada masa Shah Abbas Pertama banyak sekali imigran dari Armenia yang pindah ke Esfahan dan bermukim di Jolfa di tepi Sungai Zayandeh Rood yang indah dan Jolfa sampai sekarang identik dengan daerah Armenia.
Selain itu pemandu kami juga menceritakan beberapa gereja di tempat lain yang cukup terkenal antara lain Gereja St Mary di Tabriz yang dibangun pada abad ke 6 Hijriah yang konon pernah dijunjungi oleh Marcopolo pada waktu pengembaraannya menuju negri Cina. Dia juga sempat bercerita tentang Gereja St Tatavous yang disebuta juga Ghara Kelisa atau Gereja Hitam di Ajerbaijan dan juga merupakan salah satu gereja tertua di Iran yang masih terselamatkan oleh jaman. Di samping itu di Ajerbaijan juga masih ada gereja St Stephanous. Mungkin tempat-tempat yang belum sempat kami kunjungi ini bisa kami nikmati dalam kunjungan berikut di negri ini.
Demikianlah sekelumit kisah tentang perjalanan di Iran dimana kami juga sempat mengintip beberapa Gereja yang ada untuk memperkaya wawasan kami tentang negri yang indah ini. Ketika kami meninggalkan negri ini dari bandara Imam Khomeini, banyak kenangan dari keindahan negri dan keramahan penduduknya. Yang akan terus kami simpan dalam memori.
sumber :http://detik.travel/read/2011/07/13/151042/1680606/1025/mengintip-segelintir-gereja-di-republik-islam-iran?9933011024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar