Sabtu, 20 Agustus 2011

Pembantu Mudik? Siapa Takut?

Hari Raya Idul Fitri bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia merupakan hari kemenangan. Namun di balik kegembiraan tersebut, terselip kekhawatiran para ibu rumah tangga karena terpaksa ditinggal pembantu yg ikutan mudik. Biasanya segala sesuatu dikerjakan oleh pembantu. Saat musim mudik tiba, banyak Mommy mungkin kerepotan untuk mengerjakan segala pekerjaan rumah sekaligus mengurus anak-anak.



Cucian menumpuk?
Harus bangun pagi?
Bikin sarapan keluarga?
Beres-beres rumah?
Masak?

Tiddaaaa....aaaaaaaakkk !!

Ditinggal pembantu pulang kampung, repotnya bukan main! Tapi jangan buru-buru putus asa. Masih ada banyak cara menyiasatinya dan ikuti kiat berikut agar libur lebaran tetap terasa asyik.


Ini dia tips yang dapat membantu ibu mengatur banyaknya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan :


1. Berbagi tugas

Membagi pekerjaan rumah tangga dgn suami atau anak2 jika memang sudah cukup besar utk mengerjakan sesuatu. Sekaligus dapat melatih anak bertanggung jawab & mandiri. Buat daftar pekerjaan rumah tangga yg harus dikerjakan & bagikan pekerjaan apa saja yg harus dikerjakan masing2 orang.
Bapak pun jgn sampai hanya ongkang2 kaki membawa pakaian kotor ke tempatnya atau sekadar mengunci pagar pun jadi. Kesempatan ini pun jg dpt dijadikan ajang mendidik anak2, sehingga mereka lbh menghargai pekerjaan pembantu rumah tangga. Jika anggota keluarga cukup byk, usahakan utk menggilir pekerjaan sehingga setiap anggota keluarga tdk melakukan pekerjaan yang itu2 saja. Namun untuk pekerjaan tertentu yg membutuhkan keterampilan, misalnya memasak pastikan bhw yg mendapat tugas memang bisa mengerjakannya.


2. Cari bantuan keluarga terdekat


Kalau memang bisa tidak ada salahnya Moms meminta bantuan keluarga terdekat misalnya untuk ikut menjaga si kecil. Jika Mommy dan suami sama-sama bekerja, bisa menitipkan si kecil kepada keluarga terdekat untuk menjaga dan merawatnya selama pembantu mudik. Karena menitipkan pada keluarga terdekat lebih aman dibandingkan kepada tetangga yg kita pun tidak tau mereka memiliki niatan tertentu.

3. Borong belanjaan

Untuk Mommy yang sibuk bekerja, ada baiknya memborong langsung belanjaan untuk makanan dalam jumlah lumayan banyak. Persiapan untuk seminggu atau dua minggu saat ditinggal pembantu mudik lebaran. Jika memang Mommy tidak punya waktu untuk memasak sendiri, bisa juga berlangganan catering. Pastikan saja catering yang bersih dan terjamin, jauh lebih baik daripada setiap hari Mommy membeli makanan di sembarang tempat.

4. Atur jadwal kepulangan pembantu

Jika pembantu lebih dari satu, ada baiknya mengatur bergantian jadwal pulang mereka. Namun, sesuaikan dengan keadaan mereka. Karena kepulangan setahun sekali pada waktu hari raya merupakan satu-satunya liburan yang menyenangkan, serta bertemu dengan keluarga yang sudah lama tidak ketemu.

5. Aturlah waktu

Untuk periode waktu tertentu tdk semua pekerjaan hrs dilakukan. Jika pembantu anda cuti selama 2 minggu, mungkin ada beberapa hal yg ditunda pengerjaannya, menunggu si pembantu pulang. Sebut saja misalnya, membersihkan gudang atau mencuci gorden. Fokuskan pd tugas2 harian yg memang mesti dilakukan, seperti memasak dan mencuci pakaian. Mengepel lantai jg dpt diatur, jika selama ini dilakukan 2x sehari ( pagi dan sore ), selama dua minggu ini cukuplah sehari sekali pada sore hari.
6. Pilihlah menu praktis

Memasak bisa jadi pekerjaan yang paling menyita waktu, krn selain proses memasak itu sendiri, anda jg hrs mempersiapkan bumbu & bahan-bahan masakan. Anda dpt menyiasatinya dengan memasak menu2 yg praktis & mudah disajikan. Jika sngt ingin menyantap makanan seperti rending atau opor ayam, tapi malas untuk mempersiapkan bumbunya, anda dpt membeli bumbu yang sudah jadi dipasar. Singkatnya, jika bisa dibikin gampang, mengapa hrs dipersulit.
7. Cari pembantu cadangan.

Untuk yang satu ini memang biayanya sedikit mahal. Membayar pembantu khusus yang mau bekerja hanya selama mudik lebaran. Namun Mommy harus hati-hati memilihnya. Selektif apalagi jika ada si kecil yang harus dirawat.


JIKA SI MBOK TAK BALIK LAGI



Hmm.. Bagaimana jika ternyata Si Mbok tak balik lagi usai mudik?

Langkah antisipasi sangat diperlukan. Sebelum mereka pulang, tanyakan rencana mereka. Dalam hal ini majikan harus percaya pada PRT, begitu pula sebaliknya. "Misalnya, kalau memang ada masalah dengan transportasi sehingga pembantu telat datang, ya, harus maklum." Malah, uang tran-spor dari kampung ke Jakarta jangan sampai terlupakan. "Harus diganti. Itu hak mereka,".


Yang tak kalah penting adalah menjaga agar Si Mbok bisa betah tinggal bersama kita. Caranya?

Perlakukan PRT dengan baik dan ciptakan keadaan agar ia merasa jadi bagian dari keluarga tempat mereka bekerja. Majikan tak perlu takut keakraban ini akan membuat PRT ngelunjak. "Tergantung bagaimana majikan memperlakukan PRT-nya, kok."


Perbanyak komunikasi atau sediakan waktu untuk mengobrol bersama PRT. Ini akan membuat mereka tak segan bercerita tentang apa yang mereka inginkan.


Yakini prinsip, posisi majikan dan PRT adalah saling mendukung. "Meski status mereka pembantu yang kita bayar, tapi kita juga sangat bergantung pada mereka."


Jadikan pembantu sebagai bagian dari keluarga. Misalnya, majikan terkadang melarang PRT mengangkat telepon. "Biarkan saja mereka terima telepon, asal tak sampai mengganggu dan tahu batas."


Teguran tak tabu untuk PRT. Misalnya, kalau mereka pulang terlampau malam, ya, harus ditegur. Caranya, tanyakan baik-baik. Teguran sebaiknya tidak langsung diutarakan saat kejadian. "Jangan dalam keadaan marah, supaya kita bisa mengendalikan bicara kita."

sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10209606

Tidak ada komentar:

Posting Komentar