Gambar-gambar dibawah ini menunjukkan karya unik seniman asal Los Angeles, Cain Motter yang membuat kita melihat kartu kredit dari sisi yang berbeda.
Keahlian Motter sebagai seniman kartu kredit dimulai pada tahun 1994, ketika ia kuliah di Oklahoma.
“Ketika pertama kali masuk kuliah, aku punya banyak aplikasi untuk kartu kredit karena perusahaan-perusahan tersebut membayar universitas untuk mendapatkan alamat para siswa. Mereka mengatakan bahwa kami perlu memiliki kartu kredit, untuk berjaga-jaga terhadap keadaan darurat, jadi saya pikir memiliki sebuah kartu kredit mungkin adalah ide yang bagus.” tuturnya kepada huffingtonpost.
Beberapa minggu kemudian, Motter mendapatkan cek senilai 50 dolar yang ia anggap sebagai hadiah.
“Saya pikir itu adalah cara untuk mengatakan, ‘selamat datang dalam keluarga,” katanya.
Sebaliknya, itu adalah cara untuk menjadikan dia sebagai debitur. Sesuatu yang tidak disadari Motter sampai sebulan kemudian ketika ia mendapat tagihan untuk uang yang dia habiskan.
“Saya pergi ke bank dan meminta kembali cek tersebut karena saya ingin mengajukan tuntutan. Tapi mereka bilang itu merupakan sesuatu yang legal. Saya menyadari bahwa mereka dapat memperdaya aku karena kesalahan ku sendiri, tapi dari situlah aku memutuskan mencari cara untuk membalikkan hal tersebut.” ungkap Motter.
Pada awalnya, ia mencoba membalas dendam dengan mengubah kartu kredit menjadi liontin dan kalung, namun pada suatu malam ia memutuskan untuk membakar kartu tersebut, dan menemukan bahwa kartu kredit itu tidak terbakar melainkan meleleh.
“Saya menyebutnya ‘Seni Kematian Kartu Kredit,” tuturnya sambil tergelak.
Untuk satu buah karyanya, Motter mematok harga sebesar 1.200 dolar.
Keahlian Motter sebagai seniman kartu kredit dimulai pada tahun 1994, ketika ia kuliah di Oklahoma.
“Ketika pertama kali masuk kuliah, aku punya banyak aplikasi untuk kartu kredit karena perusahaan-perusahan tersebut membayar universitas untuk mendapatkan alamat para siswa. Mereka mengatakan bahwa kami perlu memiliki kartu kredit, untuk berjaga-jaga terhadap keadaan darurat, jadi saya pikir memiliki sebuah kartu kredit mungkin adalah ide yang bagus.” tuturnya kepada huffingtonpost.
Beberapa minggu kemudian, Motter mendapatkan cek senilai 50 dolar yang ia anggap sebagai hadiah.
“Saya pikir itu adalah cara untuk mengatakan, ‘selamat datang dalam keluarga,” katanya.
Sebaliknya, itu adalah cara untuk menjadikan dia sebagai debitur. Sesuatu yang tidak disadari Motter sampai sebulan kemudian ketika ia mendapat tagihan untuk uang yang dia habiskan.
“Saya pergi ke bank dan meminta kembali cek tersebut karena saya ingin mengajukan tuntutan. Tapi mereka bilang itu merupakan sesuatu yang legal. Saya menyadari bahwa mereka dapat memperdaya aku karena kesalahan ku sendiri, tapi dari situlah aku memutuskan mencari cara untuk membalikkan hal tersebut.” ungkap Motter.
Pada awalnya, ia mencoba membalas dendam dengan mengubah kartu kredit menjadi liontin dan kalung, namun pada suatu malam ia memutuskan untuk membakar kartu tersebut, dan menemukan bahwa kartu kredit itu tidak terbakar melainkan meleleh.
“Saya menyebutnya ‘Seni Kematian Kartu Kredit,” tuturnya sambil tergelak.
Untuk satu buah karyanya, Motter mematok harga sebesar 1.200 dolar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar