Ketika Jim Saunders mengatakan ia memiliki sesuatu dalam pikirannya maka ia tidak melebih-lebihkannya, karena selama 30 tahun ia harus hidup dengan sebuah peluru yang bersarang di otaknya.
Jim secara ajaib selamat setelah istri pertamanya menodongkan pistol ke dahinya saat dia tidur dan menarik pelatuknya.
Peluru berkaliber .25 bersarang tiga inci didalam otaknya, pada posisi yang sulit antara dua saraf optik dan diantara dua bagian otaknya.
Meskipun itu membuat Jim buta dan kehilangan indra penciuman, dokter memutuskan terlalu riskan untuk mengangkat peluru tersebut.
Jim Saunders (52) dari Abilene, Texas, berpisah dari istri pertama Jill Saunders setelah penembakan tersebut. Jill kemudian dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, tetapi dibebaskan setelah hanya empat tahun menjalani hukuman karena berperilaku baik.
Pasangan ini bertemu ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Kristen Abilene dan menikah setelah berpacaran selama dua tahun. Namun, Jim mengatakan kepada Reporter Abilene bahwa pernikahan mereka mulai berantakan setelah ia menangkap basah Jill sedang selingkuh dengan wanita lain.
Meskipun mereka sempat berargumen, Jim tidak pernah menyangka peristiwa penembakan pada malam 24 Agustus 1981, bakal terjadi.
Ketika suaminya sedang tertidur lelap pada pukul 03:00 subuh, Jill kemudian mengambil pistol kaliber .25 yang dibelikan Jim sebagai hadiah untuknya, dan menembak kepala suaminya dari jarak dekat.
Dalam pernyataan polisinya, Jill berkeliling selama satu jam sebelum kembali dan menemukan suaminya masih hidup dan menceritakan kepada rekan kerjanya tentang penembakan yang telah ia lakukan.
Jim berada dalam keadaan koma selama dua minggu akibat penembakan ini, bahkan sebagian tulang tengkoraknya diangkat untuk mengatasi pembengkakan. Namun kemudian tulang ini diganti.
Meskipun mengalami cacat akibat penembakan tersebut, Jim akhirnya memaafkan istrinya, dan kemudian membuat sebuah pesta untuk merayakan 30 tahun penembakan yang seharusnya merenggut nyawanya.
Jim tidak memiliki petunjuk di mana mantan isterinya tersebut berada, tapi sekarang ia hidup bahagia dengan istri keduanya, Kathryn, seorang perawat yang ia nikahi sepuluh tahun lalu.
”Dia orang yang Sederhana. Sama sekali tidak ada kepahitan dalam hatinya, “kata Kathryn.
“Saya berharap dia masih hidup. Dan jika tidak, saya berharap bahwa sebelum dia meninggal dia memiliki kesempatan untuk mulai melakukan hal yang benar.” tutur Jim.
Sumber : dailymail
sumber :http://www.berita.manadotoday.com/pria-ini-bertahan-hidup-dengan-peluru-di-otaknya-selama-30-tahun/7770.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar