"Apabila pada hari itu anak dapat menghentikan kebiasaan menghisap jempol, dia dapat menempelkan stiker kesukaan pada papan penghargaan. Setelah terkumpul 20 stiker, anak dapat memilih untuk melakukan kegiatan yang disukainya bersama orang tua. Selain itu, berikan pujian setiap kali anak menunjukkan perilaku yang diharapkan, yaitu tidak menghisap jempolnya.
Kurang Asi
Sementara itu, psikolog Sofie Balgies, mengatakan ada beberapa kasus, anak yang suka menghisap jari adalah anak yang tidak mendapatkan ASI pada masa bayinya. Memberikan ASI pada masa bayi, tidak hanya baik untuk kesehatan anak, namun juga dapat memenuhi hasrat anak untuk mencari kenikmatan di daerah mulutnya.
Selain itu anak juga dapat merasakan kehangatan ibu dari kegiatan menyususi ini. Jika anak tidak di beri ASI, itu berarti, fase anak tidak terpenuhi. Maka sebagai kompensasinya, anak mencari kenikmatan lain dengan cara menghisap jari. Dengan menghisap jari anak mendapat kenikmatan pada daerah mulut yang dulu tidak ia dapatkan.
Jangan Dipaksa
Sementara menurut psikolg Betty, orang tua sebenarnya tidak perlu terlalu cemas, karena kebiasaan menghisap jari akan berhenti dengan sendirinya. Namun dengan catatan, asalkan anak tumbuh dalam lingkungan yang menyenangkan. "Jadi anak tak perlu di paksa untuk berhenti menghisap jari, apalagi sampai jarinya di tarik dari mulutnya. Justru kalau di paksakan, ia akan lebih frustrasi dan malah akan lebih giat menghisap jari demi mengatasi rasa frustrasinya.
Lebih baik, biarkan dulu, orang tua perlu memberi tolenrasi agar anak dapat memenuhi kebutuhan menghisapnya. Nantinya, kebiasaan menghisap jempol akan berhenti sendiri. Jika si anak memperoleh rasa nyaman dari jempolnya.
Walau begitu, tetap saja orang tua tak boleh memaksakan anak untuk langsung menghentikan kebiasaanya. " Cobalah dengan mengalihkan perhatiaanya pada kegiatan lain yang menarik dia, misalnya ciptakan permainan dengan tangan atau jari, seperti bermain tepuk tangan. Tentunya permainan ini harus berkesan baginya.
Bila semua cara tersebut ternyata tidak membuahkan hasil , menurut Betty, orang tua sebenarnya juga tak perlu merasa khawatir, selama tumbuh kembangnya normal."Jadi meski anak memiliki kebiasaan menghisap jempol atau jari namun dia masih bermain dan ceria, ya tak apa-apa," katanya.
Kurang Asi
Sementara itu, psikolog Sofie Balgies, mengatakan ada beberapa kasus, anak yang suka menghisap jari adalah anak yang tidak mendapatkan ASI pada masa bayinya. Memberikan ASI pada masa bayi, tidak hanya baik untuk kesehatan anak, namun juga dapat memenuhi hasrat anak untuk mencari kenikmatan di daerah mulutnya.
Selain itu anak juga dapat merasakan kehangatan ibu dari kegiatan menyususi ini. Jika anak tidak di beri ASI, itu berarti, fase anak tidak terpenuhi. Maka sebagai kompensasinya, anak mencari kenikmatan lain dengan cara menghisap jari. Dengan menghisap jari anak mendapat kenikmatan pada daerah mulut yang dulu tidak ia dapatkan.
Jangan Dipaksa
Sementara menurut psikolg Betty, orang tua sebenarnya tidak perlu terlalu cemas, karena kebiasaan menghisap jari akan berhenti dengan sendirinya. Namun dengan catatan, asalkan anak tumbuh dalam lingkungan yang menyenangkan. "Jadi anak tak perlu di paksa untuk berhenti menghisap jari, apalagi sampai jarinya di tarik dari mulutnya. Justru kalau di paksakan, ia akan lebih frustrasi dan malah akan lebih giat menghisap jari demi mengatasi rasa frustrasinya.
Lebih baik, biarkan dulu, orang tua perlu memberi tolenrasi agar anak dapat memenuhi kebutuhan menghisapnya. Nantinya, kebiasaan menghisap jempol akan berhenti sendiri. Jika si anak memperoleh rasa nyaman dari jempolnya.
Walau begitu, tetap saja orang tua tak boleh memaksakan anak untuk langsung menghentikan kebiasaanya. " Cobalah dengan mengalihkan perhatiaanya pada kegiatan lain yang menarik dia, misalnya ciptakan permainan dengan tangan atau jari, seperti bermain tepuk tangan. Tentunya permainan ini harus berkesan baginya.
Bila semua cara tersebut ternyata tidak membuahkan hasil , menurut Betty, orang tua sebenarnya juga tak perlu merasa khawatir, selama tumbuh kembangnya normal."Jadi meski anak memiliki kebiasaan menghisap jempol atau jari namun dia masih bermain dan ceria, ya tak apa-apa," katanya.
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10873643
Tidak ada komentar:
Posting Komentar