Kalau ditanya setiap kita, "Apa yang mengubah Anda tentang pandangan hidup hari ini?" Maka bisa saja sebagian besar di antara kita menjawab faktor keluarga, lingkungan, masa depan atau masa sekolah. Dan begitu juga yang dialami oleh maestro negeri ini Nurdin Halid dan Gayus Pertahanan Tambunan. Mereka berdua menjalani sekolah yang sama. Teman sebangku di kelas. Dan di sini kita akan menghadirkan foto kenangan mereka. Dan kenangan sangat berharga, kata banyak orang, "Dan saya tidak mungkin bisa hidup tanpa sebuah ingatan," yang dikutip dari sebuah film Hollywood.
Waktu terus berlanjut, Nurdin Halid yang semasa sekolah menyukai sepakbola lebih memimpikan menjadi ketua sepakbola Indonesia. Yang kita kenal selama ini PSSI. "Saya memang suka sepakbola, tapi saya ingin memimpin ketua klub sepakbola," kata Nurdin kepada Gayus sambil mengepalkan tangannya. Dan Anda bisa membayangkan bagaimana Soekarno memberi pidato. Setidaknya begitulah gambarannya.
"Dan kamu Gayus, bakal jadi apa?" kata Nurdin.
"Kamu kan tahu kalau selama ini atau di kelas saya seorang yang pemalu. Saya memang tidak suka sepakbola. Saya suka matematika. Setiap ada pelajaran itu, saya seperti sedang menghitung uang. Dan suatu nanti saya ingin di kantor pajak saja. Saya tidak suka nomor satu. Namun saya suka suka menguasai orang nomor satu," kata Gayus dengan kalimat pelan dan kepala menunduk. Namun di matanya jelas ada cahaya api yang tak pernah padam sampai kapan puin.
Lalu Gayus pun merintis karir nya di Kantor Perpajakan.
Sekarang mereka berdua telah matang dalam hal apa pun. Telah terbiasa dalam tekanan. Dan menginginkan tekanan yang lebih besar dan juga keinginan yang lebih besar.
"Yus," kata Nurdin, "kita kan sudah ngetop di negeri ini, bagimana kalau kita calonkan diri jadi orang nomor 1 saja?"
"Maksudmu apa Din?"
"Ya itu lho, jadi calon presiden dan wakil presiden."
"Bagus juga tuh, tapi apa mungkin? Kita kurang bagus citranya"
" Itu mah jangan dipikirin. Memang siapa sih yang juga bersih di negeri ini?"
"Ya juga, okelah. Kamu Presidennya Din, saya wakilmu saja. Dulu kita kan sering bikin PR berdua. Kayaknya sekarang kita bisa bekerjasama deh."
"Sip lah kalau begitu. Ntar Keduluan Bakrie dan Laddys"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar