cuma mw ngshare aje..
kenapa namanya gudang garam y..???
knpa ga gudang peluru ap gudang belakang gt..
hehe...
joke..
ni ane nemu sedikit penjelasannya..
Spoiler for penampakan:
Spoiler for bungkus:
Spoiler for lambangnya:
nah ni dia penjelasannya..
Spoiler for pejelasan:
Orang Indonesia mana yang tak kenal dengan merek dagang yang satu ini. Gudang Garam. Salah satu merek dagang yang memproduksi rokok tembakau terbesar di negeri ini.
Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh seorang ”juragan” tembakau yang rendah hati, Tjoa Ing Hwie.
Keahliannya mengolah racikan tembakau didapat ketika ia mengikuti pamannya bekerja di pabrik rokok Cap 93. Masa itu Cap 93 adalah produsen rokok terkenal di wilayah Jawa Timur.
Kerja kerasnya membawa ia menjabat direktur perusahaan waktu itu.
Lepas dari Cap 93 pada tahun 1956, Tjoa Ing Hwie membeli sebidang tanah di Kediri. Bersama 50 karyawan yang diboyong dari Cap 93 ia mendirikan pabrik rokok klobot dengan merek Inghwie.
Dua tahun usahanya mengalami kemajuan, ia pun merubah merek dagang rokoknya dengan Tjap Goedang Garam... and a legend was born.
Pertanyaannya adalah, kenapa harus pakai nama ”Gudang Garam” ?
Ada kisah dibelakang penggunaan nama Gudang Garam. Pada suatu malam Tjoa Ing Hwie bermimpi tentang sebuah gudang tua penyimpanan garam.
Di seberang gudang tersebut berdiri pabrik Cap 93 yang terlihat mentereng.
Tjoa Ing Hwie pun menceritakan perihal mimpinya pada Sarman, seorang karyawan loyal-nya.
Sarman pun coba menterjemahkan mimpi sang ”juragan” kedalam sebuah gambar ilustrasi. Berawal dari itu, Sarman menyarankan pada Tjoa Ing Hwie untuk menetapkan gambar-nya menjadi logo produk rokok, dengan merek dagang Gudang Garam.
Catatan kecil :
Coba perhatikan baik-baik logo Gudang Garam.
1. Ada 5 bangunan yang berdiri berhimpitan.
- 2 bangunan dari kiri semua pintunya terbuka
- 2 bangunan disebelahnya, setengah pintu terbuka
- 1 bangunan paling ujung kanan, semua pintunya tertutup.
2. Dibelakan kanan dari kelima bangunan tersebut berdiri dua gunung, dengan bentuk yang simetris.
3. Di depan kelima gedung melintas sebuah rel kereta.
Banyak persepsi utak-utik ”gathuk” di masyarakat tentang makna dari logo Gudang Garam tersebut. Tak sedikit pula yang menterjemahkan-nya melalui pendekatan klenik.
Yang jelas, hanya Tjoa Ing Hwie dan Sarman yang bisa menjawabnya...
Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh seorang ”juragan” tembakau yang rendah hati, Tjoa Ing Hwie.
Keahliannya mengolah racikan tembakau didapat ketika ia mengikuti pamannya bekerja di pabrik rokok Cap 93. Masa itu Cap 93 adalah produsen rokok terkenal di wilayah Jawa Timur.
Kerja kerasnya membawa ia menjabat direktur perusahaan waktu itu.
Lepas dari Cap 93 pada tahun 1956, Tjoa Ing Hwie membeli sebidang tanah di Kediri. Bersama 50 karyawan yang diboyong dari Cap 93 ia mendirikan pabrik rokok klobot dengan merek Inghwie.
Dua tahun usahanya mengalami kemajuan, ia pun merubah merek dagang rokoknya dengan Tjap Goedang Garam... and a legend was born.
Pertanyaannya adalah, kenapa harus pakai nama ”Gudang Garam” ?
Ada kisah dibelakang penggunaan nama Gudang Garam. Pada suatu malam Tjoa Ing Hwie bermimpi tentang sebuah gudang tua penyimpanan garam.
Di seberang gudang tersebut berdiri pabrik Cap 93 yang terlihat mentereng.
Tjoa Ing Hwie pun menceritakan perihal mimpinya pada Sarman, seorang karyawan loyal-nya.
Sarman pun coba menterjemahkan mimpi sang ”juragan” kedalam sebuah gambar ilustrasi. Berawal dari itu, Sarman menyarankan pada Tjoa Ing Hwie untuk menetapkan gambar-nya menjadi logo produk rokok, dengan merek dagang Gudang Garam.
Catatan kecil :
Coba perhatikan baik-baik logo Gudang Garam.
1. Ada 5 bangunan yang berdiri berhimpitan.
- 2 bangunan dari kiri semua pintunya terbuka
- 2 bangunan disebelahnya, setengah pintu terbuka
- 1 bangunan paling ujung kanan, semua pintunya tertutup.
2. Dibelakan kanan dari kelima bangunan tersebut berdiri dua gunung, dengan bentuk yang simetris.
3. Di depan kelima gedung melintas sebuah rel kereta.
Banyak persepsi utak-utik ”gathuk” di masyarakat tentang makna dari logo Gudang Garam tersebut. Tak sedikit pula yang menterjemahkan-nya melalui pendekatan klenik.
Yang jelas, hanya Tjoa Ing Hwie dan Sarman yang bisa menjawabnya...
Spoiler for sumbernya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar