Hebat, kata itu yang layak disandangkan kepada Kuswardiningsih (49), warga Desa Belung Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Mengapa? Akibat istiqomah setiap harinya membaca kalimat tasbih, yakni kalimat Subhanallah, Allahu Akbar, Alhamdulillah dan Lailahaillah, ia selamat dari sambaran petir.
Kejadian tersebut terjadi sekira pukul 12.30 WIB, Jumat (5/11/2010). Dari cerita Kuswardiningsih kepada beritajatim.com, pagi harinya, ia berangkat dari rumahnya menuju pasar Sawojajar Kota Malang, hendak akan kolakan barang dagangannya berupa pisang dan pepaya alias kates.
”Pisang dan kates itu akan dijual di depan Terminal Madyopuro, Sawojajar. estela, selesai beli dagangan, sama suami saya (Sutomo), diantar menggunakan becak. Barang dagangan saya menggunakan becak dibawah pohon Sengon itu,” katanya.
Di tempat jualan, dipinggir jalan itu, biasanya Kuswardiningsih ditemani suaminya, Sutomo (55). ”Saat itu suami saya tidak ada, lagi ke masjid untuk salat Jumat. Saat tidak ada orang sama sekali, hujan rintik-rintik mulai turun,” akunya.
Namun, tak menyangka, saat hujan mulai deras, tiba-tiba hujan itu dibarengi angin besar. ”Saat ada angin itu, petir penyambar pohon diatas saya itu. Akibat sambaran petir itu pohon tumbang dan roboh mengenai becak dan semua dagangan saya itu,” ceritanya.
Sebelum ada petir aku Kuswardiningsih, memang dianjurkan sama kedua orang tuanya, kalau ada hujan deras disuruh membaca kalimat tasbih. ”Tapi memang setiap hari saya istiqomah membaca kalimat tasbih itu. Saat ada petir, saya terus membacanya. Saat itu, saya melihat sinar petir itu mendekati saya. Namun dengan terus membaca kalimat tasbih, petik itu menghantam pohon diatas saya,” akunya.
Dengan kanget, Kuswardiningsih lari dari bawah pohon itu. Sementara becak yang menjadi tempat barang dagangannya dan juga barang dagangnnya berupa pisang dan kates itu ringsek dan hancur terkena jatuh pohon Sengon Buto yang besar itu.
Kejadian tersebut sempat mengagetkan puluhan warga sekitar, khawatir yang dihantam petir adalah Kuswardiningsih. ”Alhamdulillah, berkat baca kalimat tasbih saya bisa selamat dari petir,” ujarnya dengan wajah sedikit terlihat pucat.
Kuswardiningsih sendiri, berjualan pisang dan kates itu sudah selama 5 tahun lamaya di tempat tersebut. ”Masalahnya rindang kalau jualan di bawah pohon besar itu. Ya, mau gimana lagi sudah hancur daganga dan becak itu. Semoga ada penggantinya,” harapnya.
Tak lama dari kejadian tersebut, petugas dari Dinas Pertamanan Kota Malang langsung melakukan pemotongan pohon tumbang itu. Lakso dari dinas tersebut mengaku, kejaidan tersebut termasuk pohon tumbang akibat hujan disertai angin. ”Syukur tak ada korban dalam kejadian itu,” katanya.
Ditanya soal apa ada bantuan untuk Kuswardiningsih, pemilik dagangan? Lakso mengaku, pihaknya masih akan berkoordinasi dengan atasannya. ”Hal itu masih akan dikoordinasikan kepada atasan,” katanya singkat. [ain/kun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar