Sebenarnya saya agak terusik juga bila melihat ada polisi yang gendut. Bukan kenapa-napa nggak enak dilihat aja. Masak polisi perutnya endut, hehehehe. Tapi melihat body diri sendiri di cermin, saya jadi malu sendiri. Soalnya saya pun berperut gendut, hahahahaha (Awas kalau nggak ketawa!)
Kalau membaca kembali majalah tempo edisi 28 dengan judul utamanya rekening gendut perwira polisi, saya agak geli juga membacanya. Soalnya laporan utama redaksi tempo itu memang mengena. Bukan hanya rekeningnya yang gemuk, tetapi banyak juga loh polisi yang perutnya endut kayak omjay, hahahahaha.
Tapi perut gendut omjay sama polisi itu beda. Beda-beda tipis, hahahahaha.
Maklumlah, semenjak kecemplung di kompasiana, saya harus jujur menjadi kurang berolahraga. Habis tulisan teman-teman itu bagus-bagus sih, jadi sayang kalau nggak terbaca. Bahkan ibu-ibu tetangga di rumah saya pada heran kemana omjay, “kok nggak pernah nongol lagi ikut senam di lapangan bulutangkis Rt.005/10?”. Bahkan istri saya pun mulai cemburu karena saya terlalu asyik di depan laptop! hahahahaha. Kalau istri sampai marah, bisa nggak dapat jatah!, wakawaka. hahahahahaha.
Kembali ke persoalan polisi gendut tadi. Mungkin polisi itu memang sejahtera. Makan minum serba ada. Duit setiap hari ada yang nyetor, dan fasilitaspun serba lengkap. Kalau ada polisi yang seperti itu, pantaslah badannya menjadi tambun kayak omjay, hahahahaha. Tapi sadarlah wahai polisiku, karena engkau adalah publik figur (cie kayak artis aja), maka engkau diharuskan tidak gemuk. Kenapa? Biar kelihatan berwibawa gitu loh. Kalau polisi aja badannya tegap dengan muka angkernya, pastilah penjahit eh penjahat, pencopet, dan pencuru eh pencuri akan takut dan lari tunggang langgang.
Coba kalau polisinya gemuk, mana bisa lari nangkep pencuri, paling-paling cuma bisa teriak maling….maling…..maling…..! kalau itu sampai terjadi, lebih baik jangan jadi polisi, sebab polisi adalah pelayan masyarakat dari tindak kejahatan yang sangat ngayomi, kata orang jawa.
Kembali ke berita tempo di halaman 32. Pak Ito (Kabareskrim) bilang kalau polisi itu bukan penjahat. Semoga saja demikian. Kalau polisi itu memang tidak jahat. Termasuk juga polisi gendut. Sebab perut gendut bukan simbol dari sebuah kejahatan, tapi kemakmuran yang kebablasan, hahahahahaha. Tetapi, bila rekening gendut polisi itu terbukti, maka anda adalah polisi yang lebih gendut dari polisi yang saya lihat setiap hari diperempatan jalan menuju sekolah.
Ketika polisi berperut gendut, itu tandanya polisi harus ke laut! “Loh ngapain?” Ya berenang dong!! Dengan begitu body polisi menjadi “macho” kembali. Selamat untuk polisi yang terus mengabdi untuk negeri ini. Tetap menjalankan tugas, meskipun petinggi polri sedang digoyang isu yang mengguncang.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar