Sabtu, 10 Desember 2011

Kenali Tipe Gangguan Cemas yang Anda Alami

.: Mengenal Tipe Gangguan Cemas :.


Keluhan fisik yang asalnya dari konflik psikologis dan melibatkan banyak faktor antara lain sistem neurotransmitter, sistem neuroendokrin, sistem alarm di otak dan sistem amigdala. Diagnosis yang paling sering saya temui adalah Gangguan Cemas.

Kita mengetahui dalam dunia kedokteran jiwa, Gangguan Cemas terdiri dari berbagai subtipe gangguan. Pembahasan akan hal ini secara singkat saya akan tuliskan dalam artikel ini. Tujuannya agar anda mengenali sekiranya jika mengalami.




Gangguan Cemas Panik

Kondisi panik yang sering diartikan sebagai serangan panik yang berlangsung tiba-tiba ini memang menakutkan. Orang langsung terpikir akan mengalami serangan jantung jika mengalami hal ini. Jalan pertama kali adalah langsung menuju IGD RS terdekat.

Sebenarnya Gangguan Cemas Panik terjadi karena hiperaktifitas dari sistem saraf otonom yang terjadi akibat ketidakseimbangan sistem alarm di otak. Sehingga tanpa adanya stimulus, terjadi mekanisme otonom yang menyebabkan hal-hal sehubungan serangan panik terjadi.

Gejalanya bisa anda lihat di salah satu artikel di detikhealth.com berjudul 'Ketika Serangan Panik Datang'. Pada orang yang mengalami kondisi ini biasanya ketakutannya yang paling besar adalah ketakutan akan kematian.


Gangguan Cemas Menyeluruh

Gangguan cemas tipe ini lebih sering dialami oleh wanita daripada pria. Kebanyakan pasien akan mengeluh perasaan khawatir yang berlebihan dan tidak rasional.

Kecemasan berlebihan ini tidak bisa dilawan dan mengenai hampir seluruh aspek kehidupan pasien. Paling sering yang dikhawatirkan adalah tentang kesehatan, keluarga dan masa depan.

Walaupun dalam praktek pasien gangguan cemas menyeluruh tidak selalu murni hanya mengeluh kekhawatiran berlebih, terkadang juga mengalami sedikit gejala-gejala otonom seperti jantung berdebar dan sesak napas. Ada kalanya juga mengalami keringat dingin atau gemetaran.



Gangguan Cemas Fobik Spesifik

Gangguan cemas tipe ini hanya khawatir atau mengalami kecemasan pada suatu kondisi tertentu. Biasanya kondisi ini dihindari agar kecemasannya tidak muncul.

Misalnya adalah takut ketinggian, takut tempat tertutup, takut binatang tertentu. Kebanyakan hal ini sering dianggap biasa karena kalau tidak ditemui pencetusnya, maka orang tersebut akan aman-aman saja



Gangguan Cemas Fobia Sosial

Gangguan cemas fobia sosial atau lebih sering disebut Fobia Sosial saja adalah tipe gangguan cemas yang ditandai dengan adanya kecemasan berada dalam posisi diperhatikan, dinilai atau di ruang publik di mana orang tersebut menjadi pusat perhatian.

Dulu orang sering menganggap kondisi ini seperti demam panggung, walau sebenarnya kondisi cemas fobia sosial bukan hanya terjadi ketika orang itu misalnya harus presentasi tetapi ketika berhadapan dengan figur yang lebih kuat atau lebih tinggi kedudukannya juga mereka biasanya akan mengalami gejala-gejala kecemasan.

Intinya mereka tidak nyaman berada pada posisi dinilai atau diperhatikan.




Gangguan Stres Pasca Trauma

Gangguan cemas tipe ini biasanya terjadi setelah peristiwa yang menyebabkan trauma kepada diri dan mengancam integritas (keutuhan) diri sendiri. Lolos dari kecelakaan maut, bencana alam, perkosaan adalah peristiwa-peristiwa yang sering menjadi pemicu terjadinya gangguan stres pasca trauma.

Flashback dan mimpi buruk yang disertai gejala-gejala kecemasan adalah hal yang paling sering menonjol



Gangguan Cemas Obsesif Kompulsif

Gangguan cemas tipe ini ditandai dengan adanya pikiran obsesif yang kemudian diikuti oleh perilaku kompulsif atau berulang untuk melepaskan kecemasan yang terjadi karena pikiran obsesif itu.

Walaupun pada kenyataannya perilaku kompulsif tersebut tidak mampu melepaskan diri orang tersebut dari pikiran obsesifnya sehingga sering menjadi berulang dan kronis. Kondisi ini ditandai dengan beberapa hal yang spesifik yaitu: counting (menghitung), washing (mencuci-cuci) dan checking (memeriksa).

Orang yang mengalami obsesif kompulsif sering tanpa sadar terus mencuci-cuci tangannya akibat pikiran adanya sesuatu yang kotor dan kuman yang ada di tangannya. Mereka juga ada yang memeriksan berkali-kali jendela atau pintu mobil.
Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:

* Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas
* Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering
* Merasa perlu pergi ke toilet
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan
Banyak cara mengatasi phobia. Berikut berdasarkan info yang ku dapat ada beberapa perawatan utama untuk mengatasi fobia, yaitu:

a. Terapi berbicara.
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:

1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.

b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.

c. Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.
Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:

1. Antidepresan: obat ini sering diresepkan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).

2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.

3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.
Kesemua gangguan cemas di atas walaupun memiliki karakter gejala yang spesifik seringkali muncul juga dalam kondisi yang saling tumpah tindih. Orang yang mengalami gangguan cemas panik bisa mengalami kecemasan berulang akan dirinya bila di tempat terbuka (agorafobia) dan selalu cemas akan kondisi kesehatannya.

Semoga informasi di atas berguna untuk mengenali gangguan cemas. Jika anda mengalaminya, segera periksakan segera diri anda ke psikiater.
Salam Sehat Jiwa.









sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11574127

Tidak ada komentar:

Posting Komentar